Bila
kita mendengar kata "politik'',maka yang ada dalam benak kita adalah
partai-partai politik atau suatu cara yang ditempuh seseorang dalam pencapaian
tujuannya.orang sering menyamakan politik dengan kekuasaan, menghalalkan segala
cara dengan mengesampingkan pedoman-pedoman hidup demi tercapainya suatu
tujuan. Hoogerwerf (1979:45)"siapa memperoleh apa, bilamana, dengan
cara apa". begitulah kira-kira gambaran buruk tentang politik. Nilai
negative pada politik membuat kita bertanya apa eksistensi politik itu. pada
tanggal 5 juli nanti seluruh rakyat Indonesia akan megadakan pemilihan umum
untuk memilih seorang calon presiden, pemilu sekarang ini berbeda dengan pemilu
sebelumnya karena rakyat sendiri yang akan menentukan pilihan siapa calon
presidennya. Dalam masa kampanye para kandidat presiden mengeluarkan buah
pikiran untuk menata masyarakat Indonesia pada masa akan datang yaitu berupa
visi dan misi yang akan dijalankan.dari semua visi dan misi yang ditawarkan
masing-masing kandidat presiden menurut saya tidak ada yang jelek, namun yang
menjadi pertanyaan besar adalah bagaimana visi dan misi tersebuit bisa
dijalankan sesuai harapan dan cita-cita bangsa Indonesia.
Budaya
instan yang semakin kuat berkembang telah meminggirkan penghargaan terhadap
berbagai nilai tersebut. Maraknya korupsi dan politik uang, kasus caleg yang
berijazah palsu serta berbagai kasus lainnya, semakin mempertegas betapa saat
ini tujuan menghalalkan cara. Demi mempertahankan dan atau meraih kedudukan dan
kekuasaan, segala cara dilakukan termasuk menggunakan kekerasan. Membayar
menjadi celeg dengan nomor urut jadi sudah menjadi hal yang umum dan wajar,
karena jabatan dan kekuasaan dipandang sebagai kendaraan yang efektif untuk
secara instant menjadi kaya, ini sekaligus juga meningkatkan status sosial
untuk mendapatkan penghargaan dan penghormatan, ungkapan bahwa "politik
kotor" menjadi pembenaran terhadapa perilaku politik yang menerabas
nilai-nilai dasar yang seharusnya menjadi pegangan bersama hilangnya
penghaegaan terhadap nilai memberi montribusi yang sangat besar terhadap
kekacauan yang terjadi selama ini dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta menjadi pengahambat bagi berkembangnya kehidupan demokrasi
yang sehat.hal. ini merupakan upaya awal untuk mengkonsolodasi kembali
penghargaan terhadap nilai (value) agar menjadi landasan utama guna menyehatkan
kehidupan perpolitikan di tanah air.
Ada beberapa manfaat
etika politik bagi para pejabat. Pertama, etika diperlukan dalam hubungannya
dengan relasi antara politik dan kekuasaan. Karenakekuasaan cenderung
disalahgunakan maka etika sebagai prinsip normatif/etikanormatif (bukan
metaetika) sangat diperlukan. Etika di sini ada sebagai sebuahkeharusan
ontologis. Dengan memahami etika politik, para pejabat tidak akanmenyalahgunakan
kekuasaannya. Dengan demikian kebijakan pembabatan kopiseperti yang pernah
terjadi di kabupaten Manggarai tidak akan terjadi. Hal inimenunjukkan
pemerintah tidak menyadari bahwa mereka adalah representan rayat,karenanya
mereka mesti melayani dan memperhatikan kesejahteraan rakyat, bukanmembunuh
rakyat dengan mencaplok dan mengambil lapangan pekerjaan utamasebagai sumber
hidup mereka